Transaksi anatara Entitas Induk dan Entitas Anak : Persediaan dan Jasa
Admin
Update:
... menit baca
Dengarkan
Eliminasi Transaksi Antara Entitas Induk Dan Entitas Anak
Transaksi anatara Entitas Induk dan Entitas Anak
Entitas induk dan entitas anak sering terlibat dalam transaksi, seperti transaksi jual beli persediaan, jual beli aset tetap, atau pemberian pinjaman. Sering kali entitas anak menghasilkan produk yang akan diproses lebih lanjut oleh entitas indukny, dan/atau sebaliknya.
Dalam PSAK 65 (Revisi 2014) Laporan Keuangan Konsolidasian, transaksi yang melibatkan entitas induk dan entitas anak sering disebut dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha. Transaksi antar-entitas dalam kelompok dapat digambarkan dalam gambar 2.1. Transaksi hulu atau yang sering disebut dengan transaksi downstream adalah transaksi dari entitas induk ke entitas anak. Sementara itu, transaksi hilir adalah transaksi dari anak ke entitas induk.
Antar entitas anak juga sering terjadi transaksi yang disebut dengan transaksi lateral. Contoh transaksi literal adalah transaksi yang dilakuukan oleh PT Krakatau Daya Listrik dan PT Krakatau Tirta Industri. Kedua perusahaan merupakan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
Pentingnya Eliminasi atas Transaksi antara Entitas Induk dan Entitas Anak
Entitas induk berkewajiban menyusun laporan keuangan yang menggambarkan kinerja dan kondisi keuangan entitas induk beserta entitas anaknya secara keseluruhan. Laporan keuangann yang dimaksud adalah laporan keuangan konsolidasian. PSAK 65 (Revisi 2014) memdefinisikan laporan keuangan konsolidasian sebagai laporan keuangan kelompok usaha yang didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian entitas induk dan entitas anak merupakan satu entitas tunggal yang tidak terpisahkan.
Oleh karena entitas induk dan entitas anak merupakan satu entitas tunggal, maka transaksi antara entitas induk dan entitas anak menjadi transaksi di dalam satu entitas, sehingga semua dampak transaksi antar entitas dalam satu kelompok usaha terus dieliminasi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam PSAK 65 (Revisi 2014) yang menyatakan bahwa salah satu prosedur dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi (prosedur konsolidasi) adalah mengeliminasi secara penuh aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam kelompok usaha terkait dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha. Sebagai contoh, entitas induk menjual persediaan kepada entitas anaknya. Persedian tersebut kemudian dijual oleh entitas anak ke perusahaan non-afiliasi. Dari sudut pndang laporan keuangan konsolidasi, dampak dari transaksi penjualan persediaan oleh entitas induk ke entitas anak tersebut harus dieliminasi, karena transaksi tersebut terjadi antara entitas induk dan entitas anak yang merupakan satu kesatuan. Oleh karenanya dieliminasi harus dibuat untuk mengahpus dampak transaksi penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak. Eliminasi juga harus dibuat ketika persediaan yang diperoleh entitas anak dari entitas induk ternyata belum terjual sampai akhir periode.
Transaksi Penjualan Persediaan
Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk dan Jurnal Eliminasi
Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk
Transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak merupakan contoh transaksi antar-entitaas dalam satu kelompok usaha. Keuntungan tau kerugian yang muncul dari jual beli persediaan belum terealisasi selama persediaan tersebut masih berada di entitas induk atau entitas anak. Namun ketika persediaan tersebut telah terjual, keuntungan atau kerugian atas penjualan akan terealisasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 15 (Revisi 2014) Investasi pada Entitas Esosiasi dan Ventura Bersama,yang menyatakan bahwa keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari transaksi hulu atau hilir diakui dalam laporan keuangan entitas hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas anak. Metode ini yang disering disebut dengan istilah fully adjusted equity method.
Dampak terhadap Jurnal Eliminasi
Jurnal eliminasi terkait transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak tergantung pada posisi persediaan pada akhir periode. Ketika seluruh persediaan yang diperoleh dari entitas induk sudah terjual ke perusahaan non-afiliasi pada periode yang sama dengan periode perolehannya, maka jurnal eliminasi dibuat untuk menghapus angka penjualan dan beban pokok penjualan sebesar angka penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak. Jika pada akhir periode seluruh persediaan yang diperoleh dari entitas induk belum terjual, maka penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui entitas induk harus dieliminasi. Keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut juga harus dieliminasi seluruhnya dengan mengurangi nilai persediaan. Namun, ketika persediaan sudah terjual sebagian pada periode tersebut, maka sebagian keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi harus dieliminasi.
Contoh 2.1 Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk dan Jurnal Eliminasi Contoh berikut akan memberikan gambaran komprehensif terkait dampak transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak, baik terhadap pencatatan entitas induk maupun jurnal eliminasi yang harus dibuat pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasian. PT Palapa (PT P) memiliki 100% saham PT Samudera (PT S). Selama tahun 2015, terdapat transaksi penjualan persediaan oleh PT P ke PT S sebesar Rp10.000.000. Beban pokok penjualan (BPP) yang dibukukan PT P terkait transaksi penjualan tersebut adalah Rp6.000.000. bagaimana pencatatan dan jurnal yang harus dibuat PT P saat penyusunan laporan keuangan konsolidasian 2015 jika:
Skenario 1 - Seluruh persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual seharga Rp16.000.000. Skenario 2 - Seluruh persediaan yang diperoleh darp PT P belum terjual. Skenario 3 - Sebanyak 75% dari persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual seharga Rp12.000.000. Skenario 1 - Seluruh persediaan terjual Skenario 1 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Terkait penjualan ke entitas anak, PT P melaporkan keuntungan sebesar RP4.000.000 (Rp.10.000.000. – Rp6.000.000.). keuntungan tersebut sudah terealisasi kerena persediaan yang diperoleh PT S dari PT P sudah terjual ke perusahaan non-afiliasi. Oleh karena itu, tidak ada jurnal yang dibuat oleh PT P terkait penangguhan keuntungan transaksi hulu. Transaksi hulu dalam contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp10.000.000 dan beban pokok penjualan sebesar Rp6.000.000 oleh PT P. Di sisi lain, PT S membukukan penjualan sebesar Rp16.000.000 dan beban pokok penjualan senilai Rp10.000.000. akun penjualan milik PT P dan beban pokok penjualan milik PT S harus karena transaksi penjulan tersenut terjadi dalam satu entitas. Jurnal eliminasi yang harus di buat adalah:
Penjualan 10.000.000 Beban pokok penjualan 10.000.000 Mengeliminasi penjualan persediaan anatara PT P dan PT S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
Skenario 2 – Seluruh persediaan belum terjual Skenario 2 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Keuntungan atas penjualan yang dibukukan PT P sebesar Rp4.000.000 belum terealisasi, karena hingga akhir periode persediaan tersebut masih dimiliki oleh PT S. Oleh karena itu, PT P harus mencatat penangguhan keuntungan atas penjualan tersebut menggunkan jurnal berikut:
Bagian Laba atas Entitas Anak 4.000.000 Inventasi pada Entitas Anak 4.000.000 Mencatat keuntungan yang belum terealisas
oleh karena transaksi penjualan persediaan pada ilustrasi ini merupakan transaksi hulu, maka PT P mencatat keuntungan yang belum terealisasi secara penuh. Transaksi hulu pada contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp10.000.000 dan beban pokok penjualan sebesar Rp6.000.000 oleh PT P, dan belum terdapat penjualan yang dibukukan oleh PT S. Dari sudut pandang konsolidasian, persediaan tersebut masih berada di perusahaan, sehingga penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui PT P harus dieliminasi secara penuh. Keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi, yaitu sebesar Rp4.000.000, juga dieliminasu dengan mengurangi persediaan. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
Penjualan 10.000.000 Beban Pokok Penjualan 6.000.000 Persediaan 4.000.000 Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT P dan PT S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian sebagai berikut:
Skenario 3 – Sebagian persediaan terjual Skenario 3 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Oleh karena persediaan yang diperoleh dari PT P baru 75% yang telah terjual, maka terdapat keuntungan penjualan yang belum terealisasi. Besarnya keuntungan penjualan yang belum terealisasi sesbesar Rp1.000.000 (25% x Rp10.00.000). eliminasi dibuat atas akun penjualan yang dilaporkan PT P, yaitu senilaii Rp10.000.000. keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi sebesar Rp1.000.000 dieliminasi dengan mengurangi akun persediaan. Akun beban pokok penjualan dieliminasi sebesar Rp9.000.000, karena beban pokok penjualan yang akan disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebesar Rp4.500.000 (75% x Rp6.000.00). Jurnal eliminasi yang harus dibuat sebagai berikut:
Penjualan 10.000.000 Beban Pokok Penjualan 9.000.000 Persediaan 1.000.000 Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT P dan PT S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Transaksi Hulu Penjualan Persediaan
Contoh 5.2 – Transaksi Hulu Penjualan Persediaan
Berikut ini Neraca Saldo PT Nusantara dan PT Andalas per 31 Desember 2015.
Informasi tambahan:
PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 Januari 2015 sebesar nilai bukunya, yaitu RP900.000.000. Nilai wajar kepentingan non-pengendali sama dengan nilai bukunya, yaitu Rp300.000.000.
Selama tahun 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp200.000.000, dan mengumunkan pembagian dividen sebesar Rp50.000.000.
Dalam transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Nusantara, terdapat penjualan krpada PT Andallas sebesar Rp100.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp40.000.000.
Sampai 31 Desember 2015, persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara seluruhnya belum terjual
Prosedur Konsolidasi Tahun Pertama – 2015
Pecatatan PT Nusantara – 2015 PT Nusantara mencatat investasinya di PT Andalas menggunakan metode ekuitas. Pencatatan yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Selama periode 2015, terdapat transaksi hulu, yaitu penjualan persediaan oleh PT Nusantara ke PT Andalas sebesar Rp100.000.000. keuntungan dari penjualan tersebut adalah Rp60.000.000 (Rp100.000.000 – Rp40.000.000). hingga akhir periode 2015, persediaan tersebut belum terealisasi. PT Nusantara harus menangguhkan keuntungan tersebut secara penuh dan melakukan pencatatan sebagai berikut:
Jurnal Eliminasi – 2015 Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara, serta kepentingan non-pengendalian atas aset tersebut:
Jurnal eliminasi (le) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendalian, serta investasi awal PT Nusantara di PT Anadalas.
Persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara belum terjual sampai akhir 2015, sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara terkait transaksi hulu harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus dieliminasi karena keuntungan tersebut belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
Kertas Kerja Konsolidasi – 2015 Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi 2015:
Post a Comment