Campuranpedia.com - Secara umum pengertian persediaan barang dagang adalah Persediaan yang tersedia untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.
Menurut Efraim (1993:144) Persediaan adalah semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan.
Metode Pencatatan Persediaan Barang
Metode yang dapat digunakan dalam melakukan pencatatan atas persediaan yaitu (1) Metode Fisik dan (2) Metode Perpetual
- Metode Fisik yaitu mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan . Perhitungan Persediaan (stock Opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. dalam metode ini mutasi persediaan tidak di ikuti dalam buku-buku , setiap ada pembelian barang dicata kedalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan baran, maka harga pokok penjualan juga tidak diketahui sewaktu waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung.
- Metode Buku (Perpetual) yaitu setiap jenis barang dibuatkan rekening tersendiri yang merupakan buku pembantu persediaan . Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, Penjualan dan saldo persediaan.
Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan
1. Metode identifikasi Khusus
Metode indetifikasi khusus didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Untuk itu perlu dipisahkan tiap-tiap jenis barang berdasarkan harga pokoknya dan untuk masing-masing kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri, sehingga masing-masing harga pokok bisa diketahui. Harga pokok penjualan teridiri dari harga pokok barang-barang yang dijual dan sisanya merupakan persediaan akhir.
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MTKP/FIFO)
Harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok yang paling terdahulu. Artinya dalam penetuan harga pokok, harga yang digunakan adalah harag yang lebih dulu masuk disusul dengan harga yang masuk berikutnya.
3. Metode Rata-rata Tertimbang
Dalam Metode ini, barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi Jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya
4. Metode Masuk terkahir keluar Pertama (MTKP/LIFO)
Barang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir disusul dengan yang masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan harga pokok pemeblian pertama dan berikutnya.
Sumber Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. BPFE Yogyakarta
Post a Comment